ALIRAN PSIKOLOGI KOGNITIF : MEMBAHAS ALIRAN KOGNITIF MENCAKUP PEMBAHASAN TENTANG TOKOH, DAN TEORI TENTANG DINAMIKA PERILAKU MANUSIA

MAKALAH
ALIRAN PSIKOLOGI KOGNITIF : MEMBAHAS ALIRAN KOGNITIF MENCAKUP PEMBAHASAN TENTANG TOKOH, DAN TEORI TENTANG DINAMIKA PERILAKU MANUSIA
DOSEN PENGAMPU : RIDWAN,S.Psi.,M.Psi.,Psikolog









DISUSUN OLEH :
SUHARTINI (209220037)
MULIA HANIFAH (209220017)


PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ISLAM ANAK USIA DINI
FAKULTAS TARBIAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN THAHA SAIFUDIN JAMBI 2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur diucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmatNya sehingga makalah ini dapat tersusun sampai dengan selesai. Tidak lupa kami mengucapkan terimakasih terhadap bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik pikiran maupun materinya. sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini guna memenuhi tugas kelompok untuk mata kuliah psikologi pendidikan dengan judul: “Aliran Psikologi Kognitif : Membahas Aliran Kognitif Mencakup Pembahasan Tentang Tokoh, dan Teori Tentang Dinamika Perilaku Manusia "
Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini tidak terlepas dari bantuan banyak pihak yang dengan tulus memberikan saran dan kritik, sehingga makalah ini dapat terselesaikan.
Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna dikarenan keterbatasan pengalaman dan pengetahuan kami. Maka dari itu, kami mengharapkan segala bentuk saran dan masukan serta kritik dari berbagai pihak. Akhirnya, kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi perkembangan dunia pendidikan.

JAMBI, 03 November 2022


Tim Penulis







DAFTAR ISI


DAFTAR ISI 3

BAB I 4
PENDAHULUAN 4
LATAR BELAKANG 4
RUMUSAN MASALAH 4
TUJUAN PENULISAN 4

BAB II 5
PEMBAHASAN 5
2.1 PENGERTIAN ALIRAN KONGNITIF 5
2.2 TOKOH-TOKOH ALIRAN KOGNITIF 6
2.3 TEORI DINAMIKA PERILAKU MANUSIA 10

BAB III 12
PENUTUP 12
3.1 KESIMPULAN 12
3.2 SARAN 12






BAB I
PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG

Teori yang melandasi pendidikan tersebut pada dasarnya dapat dibagi menjadi dua, yaitu
Teoriasosiasi yang berorientasi induktif artinya bahwa bangunan ilmu dalam pengembangan pendidikan didasarkan atas unit-unit pengetahuan, sikap dan keterampilanmenjadi unit yang lebih universal dan general, aliran dalam teori ini adalahaliran behaviorisme, atau lebih dikenal dengan aliran Stimulus-Respon (S-R) yaitu aliran yang beranggapan bahwa pendidikan diarahkan pada terciptakanya perilaku-perilaku baru pada peserta didik melalui stimus respon yang diberikan selama proses pembelajaran berlangsung.Kemudian yang kedua adalah teori lapangan (Field Theory) yang justru berbeda dengan teoriasisiasi, teori ini lebih mengarah pada deduktif, artinya pengetahuan itu diperoleh dari sesuatuyang general dan holistik untuk menemukan kebenaran-kebenaran dari unit-unit yang adadalam pembelajaran tersebut. Teori ini memiliki dua aliran yaitu kognitifisme dan humanism.
 Pada bahasan makalah ini, penulis hanya akan membicarakan tentang teori belajarmenurut aliran psikologi kognitif sebagaimana ulasan berikut ini.

RUMUSAN MASALAH
 
Apa itu aliran kognitif?
 
Siapa saja tokoh aliran kognitif?
 
Bagaimana teori tentang dinamika perilaku mansuia?
 
TUJUAN PENULISAN

Untuk mengetahui apa itu aliran kognitif 
 
Untuk mengetahui tokoh-tokoh aliran kognitif 

Untuk mengetahui tentang teori dinamika perilaku  mansuia
 
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 PENGERTIAN ALIRAN KONGNITIF
Belajar kognitif memandang belajar sebagai proses memfungsikan unsur-unsur kognisi, terutama unsur pikiran, untuk dapat mengenal dan memahami stimulus yang datang dari luar. Aktivitas belajar pada diri manusia ditekankan pada proses internal berpikir, yakni proses pengolahan informasi. Teori belajar kognitif lebih menekankan pada proses belajar yang terjadi dalam akal pikiran manusia. Belajar adalah suatu aktivitas mental atau psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan, pemahaman, keterampilan, dan nilai sikap yang bersifat relatif serta berbekas (Abdullah, 2019) . 
Konsep Pembelajaran Kognitif
Pengembangan konsep pembelajaran kognitif sudah tentu sangat dipengaruhi oleh aliran psikologi kognitif. Terdapat tiga tokoh penting di dalamnya yaitu: Piaget, Bruner dan Ausuble. Tiga prinsip utama pembelajaran yang dikemukakan Jean Piaget, antara lain :
Belajar Aktif
Proses pembelajaran adalah proses aktif, karena pengetahuan terbentuk dari dalam subyek belajar. Untuk membantu perkembangan kognitif perlu diciptakan suatu kondisi belajar yang memungkinkan belajar sendiri, misalnya: melakukan percobaan sendiri; memanipulasi simbol-simbol, mengajukan pertanyaan, dan mencari jawabannya sendiri; membandingkan penemuan sendiri dengan penemuan temannya. 
Belajar Lewat Interaksi Sosial
 Dalam belajar perlu diciptakan suasana yang memungkinkan terjadinya interaksi di antara subyek belajar. Menurut Jean Piaget belajar bersama baik dengan teman sebaya maupun orang yang lebih dewasa akan membantu perkembangan kognitif mereka. Tanpa kebersamaan, kognitif akan berkembang sifat egosentrisnya dan dengan kebersamaan khasanah kognitif anak akan semakin beragam.
Belajar Lewat Pengalaman Sendiri
Dengan menggunakan pengalaman nyata maka perkembangan kognitif seseorang akan lebih baik daripada hanya menggunakan bahasa untuk berkomunikasi. Berbahasa sangat penting untuk berkomunikasi namun jika tidak diikuti oleh penerapan dan pengalaman maka perkembangan kognitif seseorang akan cenderung mengarah ke verbalisme

2.2 TOKOH-TOKOH ALIRAN KOGNITIF
1.  Teori Belajar Cognitive Developmental dari Jean Piaget  
Jean Piaget adalah ahli psikolog developmental karena penelitiannya mengenai tahap-tahap perkembangan pribadi serta perubahan umur yang mempengaruhi kemampuan belajar individu. Menurut Jean Piaget, pertumbuhan kapasitas mental memberikan kemampuan-kemampuan mental yang sebelumnya tidak ada. Pertumbuhan intelektual tidak kuantitatif tetapi bersifat kualitatif. Maksudnya daya berpikir atau kekuatan mental anak yang berbeda usia akan berbeda pula secara kualitatif. Jean Piaget mengklasifikasikan perkembangan kognitif anak menjadi  beberapa tahap, yaitu :
a.  Tahap sensory – motor, yakni perkembangan ranah kognitif yang terjadi pada usia 0-2 tahun.  Tahap ini diidentikkan dengan kegiatan motorik dan persepsi yang masih sederhana.
b. Tahap pre–operational, yakni perkembangan ranah kognitif yang terjadi pada usia 2-7 tahun. Tahap ini diidentikkan dengan mulai digunakannya symbol atau bahasa tanda, dan telah dapat memperoleh pengetahuan berdasarkan pada kesan yang agak abstrak.
c. Tahap concrete–operational, yang terjadi pada usia 7-11 tahun. Tahap ini ditandai dengan anak sudah mulai menggunakan aturan-aturan yang jelas dan logis. Anak sudah tidak memusatkan diri pada karakteristik perseptual pasif.
d. Tahap formal–operational, yakni perkembangan ranah kognitif yang terjadi pada usia 11-15 tahun. Tanda-tanda pokok tahap yang terakhir ini adalah anak sudah mampu berpikir abstrak dan logis dengan menggunakan pola pikir ”kemungkinan”.
Dalam pandangan Jean Piaget, proses adaptasi seseorang dengan lingkungannya terjadi secara simultan melalui dua bentuk proses, asimilasi dan akomodasi. Asimilasi terjadi jika pengetahuan baru yang diterima seseorang cocok dengan struktur kognitif yang telah dimiliki seseorang tersebut. Sebaliknya, akomodasi terjadi jika struktur kognitif yang telah dimiliki seseorang harus direkonstruksi/di kode ulang sesuai dengan informasi yang baru diterimanya.

2. Teori Kognitif Menurut David Ausubel
Menurut David Ausubel, siswa akan belajar dengan baik jika didefinisikan dan dipresentasikan dengan baik dan tepat kepada siswa berupa konsep atau informasi umum yang mencakup semua isi pelajaran yang akan diajarkan kepada siswa. David Ausubel merupakan salah satu tokoh ahli psikologi kognitif yang berpendapat bahwa keberhasilan belajar siswa sangat ditentukan oleh kebermaknaan bahan ajar yang dipelajari. David Ausubel menggunakan istilah “pengatur lanjut” (advance organizers) dalam penyajian informasi yang dipelajari peserta didik agar belajar menjadi bermakna. Selanjutnya dikatakan bahwa “pengatur lanjut” itu terdiri dari bahan verbal di satu pihak, dan sebagian lagi sesuatu yang sudah diketahui peserta didik di pihak lain. 
Dengan demikian kunci keberhasilan belajar terletak pada kebermaknaan bahan ajar yang diterima atau yang dipelajari oleh siswa. David Ausubel tidak setuju dengan pendapat bahwa penemuan lebih bermakna dari pada kegiatan belajar. Ceramah lebih bermakna bagi peserta didik, apalagi penyajiannya sistematis maka akan diperoleh hasil belajar yang baik pula.  David Ausubel mengidentifikasikan empat kemungkinan tipe belajar, yaitu :
a. Belajar dengan penemuan yang bermakna, 
b. Belajar dengan ceramah yang bermakna, 
c. Belajar dengan penemuan yang tidak bermakna, dan 
d. Menghafal berlawanan dengan bermakna, karena belajar dengan menghafal, peserta didik tidak dapat mengaitkan informasi yang diperoleh itu dengan pengetahuan yang telah dimilikinya. Dengan demikian bahwa belajar itu akan lebih berhasil jika materi yang dipelajari bermakna.

3. Teori Kognitif menurut Jerome Bruner
Menurut Jerome Brunner, pembelajaran hendaknya dapat menciptakan situasi agar mahasiswa dapat belajar dari diri sendiri melalui pengalaman dan eksperimenuntuk menemukan pengetahuan serta kemampuan baru yang khas baginya. Dari sudut pandang psikologi kognitif, bahwa cara yang dipandang efektif untuk meningkatkan kualitas output pendidikan adalah pengembangan program-program pembelajaran yang dapat mengoptimalkan keterlibatan mental intelektual pembelajar pada setiap jenjang belajar. Sebagaimana direkomendasikan Merril, bahwa jenjang belajar bergerak dari tahapan mengingat, dilanjutkan ke menerapkan, sampai pada tahap penemuan konsep, prosedur atau prinsip baru di bidang disiplin keilmuan atau keahlian yang sedang dipelajari.Dalam teori belajar, Jerome Bruner berpendapat bahwa kegiatan belajar akan berjalan baik dan kreatif jika siswa dapat menemukan sendiri suatu aturan atau kesimpulan tertentu. Dalam hal ini Bruner membedakan menjadi tiga tahap, yaitu 
Tahap informasi, yaitu tahap awal untuk memperoleh pengetahuan atau pengalaman baru, 
Tahap transformasi, yaitu tahap memahami, mencerna, dan menganalisis pengetahuan baru serta mentransformasikan dalam bentuk baru yang mungkin bermanfaat untuk hal-hal yang lain, dan
Tahap evaluasi, yaitu untuk mengetahui apakah hasil tranformasi pada tahap kedua tadi benar atau tidak. 
Jerome Bruner mempermasalahkan seberapa banyak informasi itu diperlukan agar dapat ditransformasikan. Perlu diketahui, ada empat tema pendidikan yaitu: 
a. Mengemukakan pentingnya arti struktur pengetahuan, 
b. Kesiapan (readiness) siswa untuk belajar, 
c. Nilai intuisi dalam proses pendidikan, 
d. Motivasi atau keinginan untuk belajar siswa dan guru untuk memotivasinya.
Dengan demikian Jerome Bruner menegaskan bahwa mata pelajaran apapun dapat diajarkan secara efektif dengan kejujuran intelektual kepada anak, bahkan dalam tahap perkembangan manapun. Teori belajar kognitif menurut Jerome Bruner, bahwa dalam proses belajar terdapat tiga tahap, yaitu informasi, transformasi, dan evaluasi. Lama tidaknya masing-masing tahap dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain banyak informasi, motivasi, dan minat siswa.Jerome Bruner juga memandang belajar sebagai “instrumental conceptualisme” yang mengandung makna adanya alam semesta sebagai realita, hanya dalam pikiran manusia. Oleh karena itu, pikiran manusia dapat membangun gambaran mental yang sesuai dengan pikiran umum pada konsep yang bersifat khusus. Semakin bertambah dewasa kemampuan kognitif seseorang, maka semakin bebas seseorang memberikan respons terhadap stimulus yang dihadapi. Peranan guru menurut psikologi kognitif ialah dapat mengembangkan potensi kognitif yang ada pada setiap peserta didik. Jika potensi kognitif yang ada pada setiap peserta didik telah dapat berfungsi dan menjadi aktual oleh proses pendidikan di sekolah, maka peserta didik akan mengetahui dan memahami serta menguasai materi pelajaran yang dipelajari di sekolah melalui proses belajar mengajar di kelas. 

4, Teori Belajar Kognitif Gestalt oleh Merx Wertheimer
Teori kognitif yang juga sering dijadikan acuan adalah teori Gestalt. Peletak dasar teori Gestalt adalah Merx Wertheimer (1880-1943) yang meneliti tentang pengamatan dan problem solving. Menurut pandangan Gestalt semua kegiatan belajar menggunakan pemahaman terhadap hubungan-hubungan, terutama hubungan antara bagian dan keseluruhan. Intinya, tingkat kejelasan dan keberartian dari apa yang diamati dalam situasi belajar adalah lebih meningkatkan kemampuan belajar seseorang dari pada hukuman dan ganjaran.

5. Teori Belajar Cognitive Field dari Kurt Lewin
Bertolak dari penemuan Gestalt Psychology, Kurt Lewin (1892-1947) mengembangkan suatu teori belajar cognitive field dengan menaruh perhatian pada kepribadian dan psikologi sosial. Kurt Lewin memandang masing-masing individu berada di dalam suatu medan kekuatan, yang bersifat psikologis. Medan kekuatan psikologis yaitu individu bereaksi disebut life space yangmencakup perwujudan lingkungan di mana individu bereaksi, misalnya: orang-orang yang ia jumpai, objek materil yang dihadapi, serta fungsi-fungsi kejiwaan yang dimiliki. Lewin berpendapat, bahwa tingkah laku merupakan hasil interaksi antarkekuatan-kekuatan, baik dalam diri individu seperti tujuan, kebutuhan, tekanan kejiwaan, maupun dari luar diri individu seperti sebagai akibat dari perubahan dalam struktur kognitif.

2.3 Teori Tentang Dinamika Perilaku Manusia 
Dipandang dari segi motifnya setiap gerak perilaku manusia itu selalu mengandung tiga aspek, yang kedudukannya bertahap dan berurutan (sequential), yaitu:

a)      Motivation (timbulnya kekuatan dan terjadinya kesiap sediaan sebagai akibat terasanya kebutuhan jaringan atau sekresi, hormonal dalam diri organisme atau karena terangsang oleh stimulus tertentu).
b)      Motivated behavior (bergeraknya organisme kearah tujuan tertentu sesuai dengan sifat kebutuhan yang hendak dipenuhi dan dipuaskannya, misalnya lapar cari makanan dan memakannya). Dengan demikian, setiap perilaku pada hakekatnya bersifat instrumental (sadar atau tidak sadar).
c)      Satisfied conditions (dengan berhasilnya dicapai tujuan yang dapat memenuhi kebutuhan yang terasa, maka keseimbangan dalam diri organisme pulih kembali ialah terpeliharanya, homeostasis, kondisi demikian dihayati sebagai rasa nikmat dan puas atau lega). Namun, didalam kenyataan-nya, tidak selamanya kondisi pada tahap ketiga itu demikian, bahkan mungkin sebaliknya. Ialah terjadinya ketegangan yang memuncak kalau insentifnya (goals) tidak tercapai, sehingga individu merasa kecewa (frustration).

 Karena terjadinya metabolism dan penggunaan atau pelepasan kalori, perangsangan kembali, dan sebagainya, kepuasan itu hanya bersifat temporal (sementara). Oleh karena itu, geraknya atau dinamika proses perilaku itu sebenarnya akan berlangsung secara siklus (cyclical)


BAB III
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN
Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa teori belajar kognitif memiliki peranan penting dalam mengubah mental dari peserta didik. Maka dari itu, teori belajar kognitif lebih mengutamakan proses pembelajaran daripada hasil dari pembelajaran itu sendir. Seorang guru yang menerapkan teori belajar kognitif selalu percaya bahwa proses belajar bisa mengubah mental dan cara berpikir yang cukup kompleks. Sederhananya, teori belajar kognitif tidak harus dilihat dari perubahan tingkah laku peserta didik, tetapi lebih mementingkan yang dimiliki oleh peserta didikan dalam melihat atau menilai suatu hal. 

3.2 SARAN
Hendaknya pengetahuan tentang kognitif siswa perlu dikaji secara mendalam oleh para calon guru dan para guru demi menyukseskan proses pembelajaran di kelas. Tanpa pengetahuan tentang kognitif siswa, guru akan mengalami kesulitan dalam membelajarkannya di kelas, yang pada akhirnya mempengaruhi rendahnya kualitas proses pendidikan yang dilakukan oleh guru di kelas. Karena faktor kognitif yang dimiliki oleh siswa merupakan salah satu faktor utama yang mempengaruhi keberhasilan proses pembelajaran di kelas. Faktor kognitif merupakan jendela bagi masuknya berbagai pengetahuan siswa melalui kegiatan belajar baik secara mandiri maupun secara kelompok








DAFTAR PUSTAKA

Joko susilo.2016.”psikologi pendidikan tentang aliran psikologi kongnitif”, http://www.academia.edu/40853528/PSIKOLOGI_PENDIDIKAN_ALIRAN_PSIKOLOGI_KONGNITIF diakses pada hari kamis 03 november 2022 pukul17:19
https://www.coursehero.com/file/p1agpnm/ciri-ciri-aliran-belajar-kongnitif-a-mementingkan-apa-yang-ada-dalam-diri/ diakses pada hari kamis 03 november 2022 pukul 19:13
https://rudisiswoyo89.blogspot.com/2013/11/makalah-teori-belajar-kongnitif.html?=1 diakses pada hari kamis 03 november 2022 pukul 19:51 
https://www.gramedia.com/literasi/teori-belajar-kongnitif/amp/ diakses pada hari kamis 03 november 2022 pukul 19:55
http://alifurrahman039.blogspot.com/2017/01/teori-tentang-dinamika-perilaku-manusia.html diakses pada hari selasa 8 november pukul 11.51